Rekomendasi

ads header

Baru

Ketuhanan Yesus Menurut Injil dan Al-Quran - 3


21. TUHAN ADALAH ANAK DAUD (?)

“Dan ketika Yesus dan murid-muridnya keluar dari Yerikho, orang yang berbondong-bondong mengikuti Dia. Ada dua orang buta yang duduk di pinggir jalan mendengar, bahwa Yesus lewat, lalu mereka berseru: “Tuhan, Anak Daud, kasihanilah kami!” Tetapi orang banyak itu menegor mereka supaya mereka diam. Namun mereka makin keras berseru, katanya: “Tuhan, Anak Daud, kasihanilah kami!” (Matius 20:29-31)

Sungguh ganjil rasanya bila ada orang yang berseru memanggil Tuhan dengan sebutan: ”Tuhan, anak Daud”. Jika mereka menganggap Yesus adalah Tuhan, tentu tidak perlu lagi menambahkan kata-kata “Anak Daud” di belakang kata Tuhan. Cukuplah tentunya mereka berseru “Tuhan, kasihanilah kami.” Sulit rasanya untuk diterima oleh akal sehat jika Tuhan berasal dari keturunan manusia, dalam hal ini disebut sebagai anak Daud. Tidak seharusnya Tuhan bersilsilah, sebab terlepas bagaimanapun 'berbedanya" ia dengan kebanyakan manusia, namun dengan memiliki silsilah keluarga, jelas menjadikan-Nya sama saja dengan manusia lainnya. Lagi pula, kapan Yesus sendiri pernah mengatakan bahwa dirinya adalah Tuhan?

22. SUARA DARI LANGIT

“Dan tiba-tiba ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu tersengar suara yang berkata: “Inilah Anak Yang Kukasihi, kepadaNyalah aku berkenan, dengarkanlah Dia.” (Matius 17:5)

Suara yang berkata: “Inilah Anak yang Kukasihi” adalah suara Tuhan dari langit yang didengar langsung oleh Petrus dan Yesus. Peristiwa ini terjadi di atas sebuah gunung yang tinggi di mana ketika Petrus, Yakobus dan Yohanes menyaksikan wajah Yesus yang berubah penuh cahaya dan dalam penglihatan Petrus, Yesus sedang berbicara dengan Musa dan Elia. Saat itulah terdengar suara Tuhan dari langit yang mengatakan seperti itu.

Menunjuk pengertian Anak Allah dalam Teologi bangsa Israel seperti sudah disebutkan sebelumnya, maka jika benar Allah sendiri telah berkata-kata kepada manusia sebagaimana dimaksudkan oleh ayat ini, maka maksud kata "anak yang Ku-kasihi" itu seharusnya difahami sebagai "hamba yang Ku-Kasihi."

Catatan:
Ayat di atas patut dianggap bertentangan, atau menyelisihi, ayat lain dalam Injil yang menegaskan bahwa tidak seorang manusiapun yang pernah mendengar suara Tuhan, apalagi melihat rupa Tuhan.

“Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nya pun tidak pernah kamu lihat.” (Yohanes 5:37).

23. YESUS MATI, LALU DIBANGKITKAN OLEH TUHAN

“Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka: “Jangan kamu ceriterakan penglihatan itu kepada seorang pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati.” (Matius 17:9)

Yesus berpesan agar mereka yang ikut bersamanya ke atas gunung dan "mendengar suara Tuhan" itu jangan menceriterakan kepada seorangpun penglihatan mereka sebelum ia dibangkitkan dari antara orang mati. Jika Yesus Tuhan, tidak mungkin Tuhan mati dan dibangkitkan kembali. Siapa pula yang membangkitkannya? Sementara itu, dalam ayat di atas Yesus sendiri menyebut dirinya sebagai "Anak Manusia". Ini merupakan ucapan Yesus yang semestinya cukup jelas dan mudah difahami bahwa ia bukan Tuhan. Tapi anehnya, umat Kristian bukan saja menolak meyakini ucapan Yesus ini, malah justru menjadikannya sebagai Tuhan.
  • Setiap yang merasakan mati pasti makhluk ciptaan Tuhan. Dan kendati masalah kematian Yesus sendiri telah menjadi perdebatan antar umat selama berabad-abad, namun Injil menyebutkan bahwa Yesus mengalami - atau merasakan mati.
Tentang Yesus yang mati dan dibangkitkan lagi ini, Al-Qur'an mencatat ucapan Isa Almasih, atau Yesus, sebagai berikut:

"Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali." (QS. Maryam[19]:33)

Adapun pertanyaan tentang dari manakah Yesus mengetahui hal-hal yang tidak diketahui oleh manusia seperti tentang dihidupkan kembali, misalnya? Simaklah firman Allah berikut ini:

"Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun." Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah dia. Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil." (QS. Ali-Imran[3]:47-48)

Yang dimaksud dengan Alkitab di sini adalah pelajaran menulis, membaca, memahami, dan menafsirkan wahyu-wahyu Allah meliputi kitab-kitab selain Taurat dan Injil. Dan karena ia belajar dan menerima hikmah serta ilmu pengetahuan langsung dari Allah, maka wajarlah bila tidak semua manusia mengetahui apa yang diketahuinya.

24. INILAH YESUS, NABI DARI NAZARET

“Dan ketika Ia masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata: “Siapakah orang ini?” Dan banyak orang berkata itu menyahut: “Inilah Nabi Yesus dari Nazaret di Galilea.” (Matius 21:10-11)

Ayat ini menjelaskan tentang penduduk Yerussalem yang saling memberitahu antara satu sama lain bahwa Yesus adalah seorang Nabi dari Nazaret. Tentang ini sedikitpun tidak ditemui catatan yang menyebutkan bahwa Yesus pernah menolak sebutan "Nabi" atas dirinya. Mengapa demikian? Sebab memang ia adalah seorang Nabi. Sayangnya, sebutan Nabi Yesus atas dirinya tidak sepopular sebutan lain yang juga sangat terkenal, yaitu Nabi Isa.

Jika manusia yang hidup pada zaman Yesus saja menyebutnya “Nabi Yesus”, bagaimanakah ceritanya sehingga pengikutnya yang lahir ratusan, bahkan ribuan tahun kemudian, malah menyebutnya "Tuhan Yesus?"

25. DIALOG YESUS DENGAN ORANG FARISI

“Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum taurat?” Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.” (Matius 22:36-37)

Orang-orang Farisi adalah orang-orang yang hidup pada zaman Yesus dan menganut ajaran Taurat Nabi Musa. Mereka ini, yang bahkan dapat bertatap muka dan berdialog langsung denganYesus, juga memanggilnya dengan sebutan “Guru”. Ini menunjukkan bahwa mereka tidak menganggap Yesus sebagai Tuhan. Sedangkan menjawab pertanyaan mereka Yesus berkata: “Kasihilah Tuhan, Allahmu …" Jika Yesus adalah Tuhan, tentu ia tidak akan ragu-ragu menjawab: “Kasihilah Aku, sebab akulah Tuhan, Allahmu.”

26. YESUS DIHARUSKAN MEMBERITAKAN INJIL

"Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus. Dan Ia memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat di Yudea." (Lukas 4:43-44)

Ini cerita tentang Yesus yang diminta oleh penduduk Kapernaum untuk tetap tinggal di kota itu setelah ia, dengan kuasa dan ijin Allah, menyembuhkan berbagai penyakit orang-orang sakit yang dibawa kepadanya. Namun ia menolak permintaan itu dengan alasan ada keharusan baginya untuk memberitakan Injil, atau ajaran dari yang mengutusnya, ke kota-kota lain di Israel.

Jika Yesus Tuhan, siapa pula yang mengutusnya? Lagi pula, apakah wajar bila Tuhan sedemikian taat kepada perintah-perintah dan keharusan yang datang dari luar diri-Nya sendiri?

27. YESUS BERSAKSI BAHWA TIADA TUHAN SELAIN ALLAH

"Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa Tuhanlah Allah yang di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain." (Ulangan 4:39).

Injil sendiri yang menyebutkan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan Yesus pula yang berkata bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dengan demikian, Yesus sekaligus menegaskan bahwa dirinya bukan Allah. Ayat ini tentu tidak dapat diputar-putar lagi. Jika ada pemeluk Kristian yang mengakui Yesus adalah Tuhan, maka pengakuannya bertentangan dengan kitab sucinya sendiri, dan bertentangan pula dengan ajaran Yesus.

28. YESUS BERSAKSI BAHWA IA ADALAH UTUSAN ALLAH

"Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku."

Dalam ayat ini Yesus sendiri berkata bahwa ia menerima firman dari Allah. Jika Yesus Tuhan, tentunya tidak membutuhkan firman dari siapapun juga. Di akhir ayat, juga Yesus sendiri yang bersaksi bahwa "Engkaulah yang menyuruh aku". Dari ayat ini cukup jelas dan mudah dimengerti bahwa Yesus bukan Allah, melainkan pesuruh-Nya sebagaimana para Nabi, Rasul, dan utusan-utusan Allah lainnya.

29. YESUS MENGAJARKAN SAHADAT, PILAR UTAMA AGAMA TAUHID

“Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Injil Yohanes 17:3).

Ucapan Yesus ini, sesungguhnya merupakan pilar utama agama Tauhid, yaitu ajaran yang mengakui dan menyembah hanya satu-satunya Tuhan, yaitu Allah Yang Maha Esa.

Menurut ajaran Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa alaihissalam, pendahulu Yesus, terdapat apa yang dikenal sebagai Sepuluh Perintah Tuhan. Di sana Allah meletakkan perkara ini pada urutan yang pertama: "Akulah Tuhan, Allahmu. Jangan ada padamu tuhan lain selain Aku."Ucapan Yesus ini juga identik dengan dua kalimah sahadat yang diajarkan oleh Nabi Muhammad salallahu alaihi wassalam, yang datang setelah Yesus, kepada siapa saja yang memutuskan untuk memeluk Islam sebagai agamanya. Kalimat-kalimat itu berbunyi: "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah."Jika Yesus adalah Tuhan, tentu tidak ada alasan sama sekali baginya untuk mengucapkan kalimat di atas.

30. YESUS MEMILIKI SEMUA SIFAT MANUSIA

"Dan ketika mereka sedang berlayar, Yesus tertidur. Sekonyong-konyong turunlah taufan ke danau, sehingga perahu itu kemasukan air dan mereka berada dalam bahaya." (Lukas 8:23)

Jika Yesus adalah Tuhan, atau diyakini menyatu dengan sifat-sifat keilahian Tuhan maka ayat di atas dengan sendirinya menggugurkan keyakinan itu. Sebab Tuhan tidak tidur sementara Yesus tak kuasa melawan rasa kantuknya sendiri sehingga 'jatuh tertidur' ketika berlayar menyeberangi sebuah danau bersama murid-muridnya.

Bukan itu saja, Tuhan tidak sakit tetapi Yesus sakit; Tuhan tidak makan tetapi Yesus makan; Tuhan tidak menyembah siapa pun tetapi Yesus menyembah Tuhan; Tuhan tidak mati tetapi Yesus mati.

Dari sini saja sudah cukup jelas bahwa Tuhan pasti bukan Yesus, dan tentunya, Yesus sendiri pasti bukan Tuhan! (Bersambung).

Anda sedang membaca serial Ketuhanan Yesus Menurut Injil dan Al-Quran Bagian 3
Simak juga Bagian [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10]


Tidak ada komentar