Teka Teki Anak Perjanjian Abraham
Perhatikan ayat alkitab berikut ini:
[Kejadian 17:18-19] “Ah, sekiranya Ismael diperkenaankan hidup dihadapan-Mu! Tetapi Elohim berfirman: Tidak ...."
Ini adalah salahsatu bentuk keculasan umat ini yang benar-benar disengaja agar terkesan bahwa keturunan Abraham melalui Hagar tidak direstui, bahkan ditolak mentah-mentah oleh Allah! Tetapi jika kita jeli dan cermat dalam membaca kitab mereka, maka sesungguhnya alur cerita yang sebenarnya tidak demikian! Tidak ada sedikitpun penolakan Allah terhadap Ismael yang kelak menjadi leluhur Nabi Muhammad SAW, dan tidak ada pula penolakan Allah akan permohonan Abraham untuk putra sulungnya Ismael! Sekali lagi, TIDAK ADA!
Alur cerita sebagaimana tertulis apa adanya dalam alkitab adalah sebagai berikut:
Kejadian 17:15-19 LAI - Terjemah Baru
15 Selanjutnya Allah berfirman kepada Abraham: "Tentang isterimu Sarai, janganlah engkau menyebut dia lagi Sarai, tetapi Sara, itulah namanya. 16 Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya." 17 Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata dalam hatinya: "Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?" 18 Dan Abraham berkata kepada Allah: "Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!" 19 Tetapi Allah berfirman: "Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya."
Mencermati secara utuh ayat-ayat di atas, jelas terlihat bahwa Allah sama sekali tidak menolak permohonan Abraham kepada-Nya perihal putra tunggal beliau, Ismael.
Dengan demikian, makna sesungguhnya dari ayat-ayat ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Dari Sara, istri beliau yang pertama, Abraham tidak mempunya anak. Untuk itu Allah berjanji kepada Abraham bahwa Dia akan memberikan keturunan kepada Abraham melalui Sara walaupun umur Sara sudah sembilan puluh tahun dan Abrahan sendiri sudah seratus tahun.
Sebagai manusia biasa, wajar saja jika di dalam hatinya, Abraham merasa kurang yakin apakah masih mungkin memperoleh keturunan pada usianya yang sudah seratus tahun, sudah kakek-kakek dan tua renta, sedangkan istrinya Sara sudah pula menjadi nenek-nenek berumur sembilan puluh tahun. Sementara pada waktu peristiwa "percakapan" antara Allah dan Abraham itu tejadi, beliau sudah mempunya seorang putra bernama Ismael. Karena itulah kemudian Abraham berkata kepada Allah, biarlah, tokh baginya sudah cukup dengan mempunya Ismael? Tetapi Allah yang Mahamengetahui segalanya berkehendak memberinya keturunan dari Sara. Dan terbukti, memang setelahnya Sara mengandung dan melahirkan seorang putra yang kemudian mereka beri nama Ishak.
Nah, dari alur cerita tersebut, sangat jelas terlihat bahwa Allah sama sekali tidak menafikan keberadaan Ismael dari Hagar, Istri kedua beliau, namun di sisi lain berkehendak pula memberikan keturunan kepada Abraham dari Sara, istri pertamanya, walaupun keduanya sudah lanjut usia. Jadi, para misionaris yang dalam upaya penginjilannya kerap menampilkan mutilasi ayat-ayat kitab suci, bahkan termasuk dari kitab mereka sendiri, pada dasarnya memang bermaksud menyesatkan pembaca dengan cara merekayasa kesan seolah-olah permohonan Abraham untuk Ismael ditolak oleh Allah.
Jika kita baca kitab Kejadian 17:15-19 tadi dalam alkitab versi terjemahan ejaan lama bahasa Indonesia terbitan tahun 1941; maka tidak akan kita temui permohonan Abraham dengan ucapan “Ah, sekiranya ... ” pada ayat ke-18 dan penolakan Allah dengan kata “Tidak!” pada ayat ke-19, yaitu ayat-ayat yang ternyata sudah dirobah sedemikian rupa oleh para editornya pada terbitan alkitab tahun-tahun setelah itu.
Cermati narasi ayat-ayat berikut ini, lalu bandingkan dengan ayat-ayat yang sama dari alkitab yang diterbitkan belakangan seperti sudah lebih dulu disebutkan di atas.
Kejadian 17: 15-19 Ejaan Lama Terbitan 1941
(15) Dan lagi firman Allah kepada Ibrahim, maka akan hal Sarai, istrimoe itoe djangan lagi engkau panggil namanja Sarai, melainkan Sara itoelah akan namanja. (16) Karena akoe akan memberi berkat kepadanja serta daripadanja djoega akoe akan menganoegerahkan se’orang anak laki-laki kepadamoe; bahkan akoe akan memberi berkat kepadanja, sehingga ija akan djadi asal beberapa bangsapon akan berpentjaran dan daripadanja. (17) Maka pada masa itoe soedjoedlah Ibrahim dengan moekanja sampai ka boemi sambil tertawa, lalu berkata ija dalam hatinja: “Bolehkah djadi kanak-kanak bagai sa’orang jang soedah seratoes tahoen oemoernja? Bolihkan Sara jang soedah sambilan poeloeh tahoen oemoernja itoe lagi beranak? (18) Maka sembah Ibrahim kepada Allah : “ja Toehan, bijar apalah Ismail sahadja hidoep di hadapan hadiratMoe. (19) Maka firjman Allah, bahwa sasoenggoehnja Sarah, istrimoe itoe, beranak kelak bagimoe laki-laki sa’orang, hendaklah engkau namai akan dia Ishak; maka Akoe akan menegoehkan perdjandjiankoe dengan dia, ija-itoe soeatoe pardjandjian jang kekal, serta dengan anak-boeahnja jang kemoedian dari-padanja.
Membandingkan ayat-ayat yang sama dari kitab yang sama tapi dari cetakan tahun yang berbeda ini kita bisa melihat sediri, bahkan dengan sangat jelas, bahwa setiap kali alkitab dicetak ulang, maka selalu saja mengalami perobahan ayat-ayat yang bahkan adakalanya merobah arti ayat-ayat tersebut secara sangat signifikan!
Perobahan pada ayat-ayat yang berhubungan dengan Ismael sebagai leluhur nabi Muhammad SAW yang diplintir-plintir tersebut, tentu saja sangat mempengaruhi pemahaman umat Kristen tentang keadaan yang sebenarnya sehingga mereka, yang tidak memiliki cukup pengetahuan tentang sejarah perubahan ayat-ayat dalam kitabnya sendiri, lalu dengan serta merta latah ikut merendahkan Ismael, Hagar, dan umat Islam, persis seperti burung beo yang menirukan ucapan manusia tanpa tahu apa arti yang diucapkannya!
Jika Allah sebagaimana digambarkan dalam alkitab seolah seperti manusia yang cenderung bersifat diskriminatif, suka membedakan antara orang yang satu dengan orang lainnya, tentu saja Dia sama lemahnya dengan kita semua dan bukan Allah yang pantas untuk kita puji dan sembah setiap hari.
Islam mengajarkan bahwa Allah Mahaadil dan dipastikan selamanya berlaku sangat adil terhadap setiap makhluk ciptaan-Nya, termasuk, tentu saja terhadap manusia. Jadi, segala tudingan sumir terhadap Ismael dan Hagar yang merupakan leluhur Nabi Muhammad SAW berdasarkan alkitab sesungguhnya bukan berasal dari Allah, melainkan hanya rekayasa manusia-manusia berjiwa kerdil yang suka merobah-robah firman Allah saja.
Dusta dan distorsi terjemah ayat-ayat alkitab di atas jelas dimaksudkan oleh para bapak moyang Kristen untuk mendiskreditkan Ismael. Perhatikan ayat yang sama dalam bahasa Ibrani berikut ini.
Kejadian 17:19
וַיֹּאמֶר אֱלֹהִים אֲבָל שָׂרָה אִשְׁתְּךׇ יֹלֶדֶת לְךׇ בֵּן וְקָרָאתָ אֶת שְׁמוֺ יִצְחָק וַהֲקִמֹתִי אֶת בְּרִיתִי אִתּוֺ לִבְרִית עוֺלָם לְזַרְעוֺ אַחֲרָיו:
wayomer Elohim AVAL sarah isyteka yoledet lekha ben weqaraat et syemo Yitzchaq wahaqimoti et b'riti ito liv'rit 'olam l'zar'o acharin
Krejadian 17:19
Tetapi Elohim berfirman: "Akan tetapi isterimu Sara yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya."
Jelas dalam teks ibrani di atas tidak terdapat kata "Lo" (לוא) yang artinya "Tidak!"
Ketika Ismael berusia 13 tahun, Allah sekali lagi mendatangi Ibrahim melalui malaikat-Nya, dan janji lama yang sama diulangi lagi kepada Ibarahim (Kejadian 17).
Belakangan – ketika Ibrahim berusia 100 tahun dan Sarah 90 tahun - ternyata Sarah juga melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Ishak, sesuai janji Allah kepada Abraham.
Menurut alkitab, setelah Ishak berusia sekitar 2 tahun, Hajar dan putranya Ismael diusir oleh Sarah, sehinga Hagar dan Ismael – putranya yang ketika itu sudah berusia sekitar 16 tahun, tapi digambarkan oleh ara editor alkitab seolah-olah masih bayi – terpaksa mengembara di padang gurun Bersyeba. Di tengah perjalanan persediaan air mereka habis sehingga mereka kehausan, tapi kemudian sebuah mata air menyembur atas perintah Allah. Setelah itu tidak ada lagi berita apapun tentang Ismael dalam alkitab, kecuali bahwa Ismael menikahi seorang wanita Mesir, dan ketika Abraham wafat, ia hadir bersama adiknya Ishak untuk menguburkan ayah mereka.
Tetapi di sisi lain, alkitab secara rinci melanjutkan kisah tentang Ishak, dua orang putranya, dan kedatangan Yakub ke Mesir, yang diakhiri dengan kisah meninggalnya Yusuf.
Peristiwa penting dalam sejarah Abraham berikutnya, seperti terekam dalam Kejadian 22, adalah pengorbanan anak satu-satunya kepada Tuhan, tetapi kemudian ditebus dengan seekor sembelihan yang besar.
Demikian catatan singkat tentang Abraham dalam hubungannya dengan Hak Kelahiran dan Anak Perjanjian.
Ada 3 hal penting yang harus digarisbawahi disini bagi setiap orang yang beriman kepada Allah:
Pertama, Ismael adalah anak sah Abraham, putra pertamanya, dan karenanya segala klaim yang berhubungan dengan hak kelahirannya adalah adil dan sah!
Kedua, perjanjian antara Tuhan dengan Abraham dan anak tunggalnya adalah tentang Ismael (karena ketika peristiwa itu terjadi, Ishak berlum lahir). Sedangkan perjanjian dan hukum khitan itu tidak akan memiliki nilai dan arti penting jika janji yang diulang-ulang itu tidak terkandung dalam firman Tuhan, “Melaluimu semua bangsa bumi akan diberkahi” dan khususnya ungkapan “ ..... melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu” (Kejadian 15:4).
Janji itu dipenuhi ketika Ismael lahir (Kejadian 16), dan Abraham mendapat penghiburan bahwa pelayan utamanya Eliezer tidak akan lagi menjadi ahli warisnya.
Konsekuensinya, kita harus mengakui bahwa Ismael adalah pewaris martabat dan hak istimewa Abraham yang riil dan sah. Hak prerogatif bahwa “karena Ibrahim maka semua bangsa di bumi akan diberkahi” yang demikian sering diulang-ulang adalah warisan karena hak kelahiran Ismael. Warisan yang menjadi hak Ismael bukanlah tenda tempat di mana Abraham biasa bernaung atau seekor unta tertentu yang biasa ditunggangi oleh Abraham, melainkan hak untuk menaklukkan dan menduduki selama-lamanya wilayah yang terbentang sangat luas mulai dari sungai Nil sampai dengan sungai Eufrat, yang terbukti hingga kini dihuni oleh sekitar 10 bangsa-bangsa yang berasal dari keturunan Ismael. Negeri-negeri tersebut belum pernah ditaklukkan oleh keturunan Ishak, sebagai bukti pemenuhan yang nyata dari perjanjian antara Allah dengan Abraham untuk Ismael!
Ketiga, Ishak juga lahir dan diberkati oleh Allah, dan bahwa untuk kaumnyalah negeri Kanaan dijanjikan dan terbukti benar-benar dikuasai oleh Yoshua. Tidak seorang muslim pun pernah berpikir untuk meremehkan kedudukan Ishak sebagai seorang nabi, karena memusuhi nabi Allah sama artinya dengan memusuhi Allah yang mengutus para nabi-Nya. Oleh karenanya, ketika umat Islam dihadapkan pada tuntutan untuk membedakan derajat antara Ismael dan Ishak, tidak ada cara lain yang pantas untuk ditunjukkan kecuali bersikap hormat pada kedua hamba Allah yang dimuliakan oleh Allah tersebut.
[Sumber: Benjamin Keldani, Menguak misteri Muhammad | Willy Versace Al-Aydruze Andri]
Tidak ada komentar